Universitas Galuh (Unigal) dinilai memiliki peluang untuk berkiprah lebih tinggi di tingkat internasional.
Syaratnya, Unigal harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan tidak alergi dengan budaya asing.
Vice Rector of Global Partnership & Institutional Development IPMI International Business School, Agus Suyitno Nino Loekman, SH., M.Si, membenarkan hal itu.
Agus menjelaskan, indikator keberhasilan pengembangan budaya mutu adalah terbentuknya lingkungan organisasi yang memiliki sistem nilai, tradisi, dan aturan.
“Tentunya yang mendukung perbaikan mutu secara berkelanjutan,” katanya.
Lebih lanjut, Agus menegaskan, Universitas Galuh berpeluang untuk berkiprah lebih tinggi tidak hanya di tingkat lokal maupun nasional, tapi juga internasional.
“Syaratnya, harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman dan tidak alergi dengan budaya asing, selama tidak bertentangan dengan norma dan agama,” katanya.
Sebelumnya, Rektor Universitas Galuh, Prof. Dr. Dadi, M.Si, berkomitmen untuk membawa Unigal ke kancah internasional.
Dadi mengaku akan memaksimalkan seluruh potensi sumber daya manusia (SDM) yang ada, baik dosen maupun mahasiswa.
Hal itu Dadi sampaikan pada acara sarasehan bertema “Pengembangan Budaya Mutu”, dalam rangka Dies Natalis Unigal ke-26.
Kegiatan ini merupakan wujud komitmen Unigal untuk menjadi universitas unggul dan berwawasan global dengan berlandaskan konservasi dan budaya.
“Selama 26 tahun Unigal berkipah sebagai perguruan tinggi, masih banyak yang perlu diperbaiki. Kita harus mampu bersama-sama melakukan perubahan,” katanya.
