Sisa-sisa fosil ikan besar berusia 380 juta tahun yang ditemukan di Australia membuka wawasan baru tentang evolusi ikan coelacanth, sering disebut sebagai “fosil hidup.”
Ikan ini, yang masih hidup hingga kini, ternyata memiliki hubungan evolusi yang kompleks dengan ikan paru-paru dan tetrapoda, kelompok yang juga mencakup nenek moyang makhluk darat.
Awal Penemuan dan Hubungan Evolusi
Coelacanth pertama kali muncul sekitar 410 juta tahun lalu dan diperkirakan punah pada akhir periode Cretaceous, sekitar 66 juta tahun lalu, ketika 75% kehidupan di Bumi menghilang.
Namun, pada tahun 1938, seekor coelacanth ditemukan oleh seorang nelayan di Afrika Selatan, mengguncang asumsi ilmiah tentang keberadaan spesies ini.
Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, para peneliti mempelajari dua spesies modern coelacanth, Latimeria chalumnae dari Afrika dan Latimeria menadoensis dari Sulawesi, Indonesia.
Mereka menemukan bahwa meskipun bentuk tubuh coelacanth tidak banyak berubah, evolusi di tingkat anatomi tertentu, seperti rahang dan tengkorak, terus berlangsung.
Penemuan Fosil Baru di Australia
Penemuan fosil ikan coelacanth baru bernama Ngamugawi wirngarri di wilayah Kimberley, Australia, menunjukkan bahwa spesies ini pernah menjadi bagian dari ekosistem laut kuno, termasuk terumbu karang purba yang membentang ratusan kilometer di lepas pantai Australia.
Fosil yang ditemukan pada 2008 ini memberikan wawasan lebih dalam tentang evolusi coelacanth, khususnya di era Devon.
“Fosil ini menunjukkan bagaimana spesies coelacanth kuno beradaptasi dengan lingkungan mereka, dengan beberapa perubahan signifikan pada struktur rahang dan tengkorak,” kata Alice Clement, penulis utama studi dan ahli biologi evolusi di Flinders University, Australia.
Evolusi Lambat dan Keunikan Biologis
Penelitian menunjukkan bahwa coelacanth memiliki laju evolusi yang lebih lambat dibandingkan spesies lain, terutama sejak akhir periode Cretaceous.
Namun, evolusi ini tidak sepenuhnya berhenti. Richard Cloutier, ahli biologi evolusi dari Quebec University di Rimouski, menyatakan, “Jika kita hanya melihat tengkorak mereka, kita akan menyimpulkan bahwa mereka mengalami banyak perubahan evolusi, bertentangan dengan sebutan ‘fosil hidup.'”
Selain itu, coelacanth memiliki beberapa ciri unik yang diwarisi dari nenek moyang ikan purba. Organ tubuh seperti jantung berbilang bilik dan rahang yang berkembang berasal dari era Paleozoikum Awal, sekitar 540 hingga 350 juta tahun lalu. Ciri-ciri ini menunjukkan kemampuan adaptasi mereka terhadap lingkungan yang terus berubah.
Kesimpulan: Menggugurkan Mitos “Fosil Hidup”
Penemuan ini memberikan bukti bahwa coelacanth, meskipun sering dianggap sebagai fosil hidup yang “tidak berubah,” sebenarnya mengalami evolusi di tingkat tertentu.
Penelitian lebih lanjut tentang fosil-fosil baru dapat membantu mengisi celah dalam pemahaman evolusi ikan purba dan bagaimana mereka bertahan di tengah perubahan ekstrem lingkungan Bumi selama ratusan juta tahun.
Coelacanth tidak hanya menjadi simbol keberlanjutan kehidupan purba tetapi juga menjadi saksi bisu adaptasi luar biasa terhadap perubahan dunia.
Discover more from EKSPOSE.ID™
Subscribe to get the latest posts sent to your email.